Sebuah Kemerdekaan Yang Hakiki
Zaman berganti zaman
Dendangan citra orang merdeka
Tidak pernah padam
Di dada bulan dan di wajah bintang-bintang
Di lembaran langit yang terbentang
Tafsir kebebasan terukir panjang
Melakar nostalgia
sejarah kemerdekaan
Musa dengan tauratnya
Membelah lautan
Mempusarakan kezaliman
Memacu merdeka bangsanya
Noh dengan bahtera imannya
Meredah ganasnya gelombang
Membawa merdeka
Nenek moyang kita
Ibrahim dan Ismail
Memancang tugu keimanan
Merdeka
Kiblat kita
Bulan dan bintang itu
Pasti menjadi saksi
Langit luas terbentang itu
Pasti menjadi saksi
Tatkala Muhammad bin Abdillah
Turun dari gua Hira’
Dengan kalam keramat di tangannya
Kalimah suci di bibirnya
‘izzah membara di kalbunya
Bangkit
Menyelusuri pahit getir denai perjuangan
Merenangi darah dan airmata
Meniti duka lara dan nestapa
Mencerna makna dan nafas merdeka
Untuk kita
Manusia seutuhnya
Muhammad bin Abdillah
Di tangan nya manusia kecapi makna merdeka
Merdeka dari belenggu perhambaan sesama makhluk
Merdeka dari cengkaman kezaliman para penguasa
Merdeka dari gelapnya penjara kejahilan
Merdeka dari sempitnya himpitan dunia
Merdeka dari dimamah kerakusan si kaya
Merdeka dari tengelam di laut sesalan si papa
Merdeka dari kemabukan si penyair yang lupa dirinya
Merdeka dari kefanaan nafsu yang bergelora
Muhammad bin Abdillah
Meskipun kini ia telah tenang bersemadi di sisi al- Latiff
Namun perjuangannya
Membawa makna dan nafas merdeka
Tidak pernah bersemadi di mana-mana
Ia tetap hidup
Tetap membara
Memperkasa setiap jiwa
Tuhanku
Betapa kerdilnya aku
Di laman perjuangan ini
Di celah himpitan dan persimpangan
Antara sesuap nasi dan kedudukan diri
Dalam mencari makna perjuangan dan harga diri
Tuhanku
Kemanakah kan ku bawa diri
Ke gunung yang sepi
Atau ke lembah yang sunyi
Membawa rasa malu ini
Tuhanku
Suatu hari nanti
Pasti aku kan datang kepadaMu
Mengemis di hamparan kasih sayangMu
Di celah hiruk pikuk manusia
Mencari damai sejati
Sebuah kemerdekaan yang hakiki